Background

keterampilan membuka dan menutup pelajaran

 

KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
A. PENGERTIAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN.
a. Pengertian membuka pelajaran
  Secara umum dapat dikatakan bahwa keterampilan membuka pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam memulai kegiatan pembelajaran.[1]
  Dari pengertian diatas dapat dapat dipahami bahwa kegiatan membuka pelajaran merupakan kegiatan menyiapkan siswa untuk memasuki inti kegiatan.keterampilan dasar mengajar pada dasar nya adalah bentuk-bentuk prilaku (kemampuan)yang bersifat khusus dan bersifat mendasar yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal dasar untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajaran secara profesional.
  Menurut Soli Abimanyu, membuka pelajaran berarti “kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan untuk menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada pelajaran”.[2] Menurut Ahmad Sabri Membuka pelajaran atau set induction adalah “usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prakondisi bagi siswa
agar mental maupun perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha   tersebut memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar”[3], dan pada akhirnya akan memudahkan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Dengan demikian, maksud dari membuka pelajaran adalah aktivitas yang dilakukan guru untuk menciptakan kondisi siap mental, menumbuhkan perhatian serta meningkatkan motivasi siswa agar terpusat kepada kegiatan belajar yang akan dilakukan.
b. Pengertian Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran adalah “kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan inti pembelajaran”.[4]
Menutup pelajaran juga dapat diartikan “aktivitas menjelang akhir pelajaran atau ahir setiap penggal kegiatan dengan maksud agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi.
Dari pendapat di atas, maka maksud dari menutup pelajaran adalah kegiatan atau aktivitas guru dalam mengakhiri pembelajaran dengan maksud agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi.
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran pada dasarnya adalah salah satu kegiatan atau usaha yang dialakukan oleh seorang guru atau memulai dan mengakhiri suatu pelajaran.
Membuka dan menutup pelajaran merupakan dua kegiatan rutin yang dilakukan oleh seorang guru. Agar kegiatan tersebut memberikan manfaat yang berarti terhadap pencapaian tujuan pembalajaran perlu dilakukan secara profesional. Membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan secara profesional, akan memberikan pengaruh yang fositif terhadap kegiatan pembelajaran diantaranya sebagai berikut :
a. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
b. Peserta didik memiliki kejelasan mengenai tugas-tugas yang harus dikerjakan, langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyelasaikan tugas dan batas waktu mengumpulkan tugas.
c. Peserta didik mengetahui tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan terhadap bahan yang dipelajari.[5]




B. Prinsip-Prinsip dalam Membuka dan Menutup Pelajaran
Prinsip dalam mebuka dan menutup pelajaran adalah:
a. Kebermaknaan
Setiap kegiatan membuka dan menutup pembelajaran dalam penerapannya harus memenuhi unsur kebermaknaan. Artinya, setiap unsur yang digunakan sesuai dengan upaya pencapaian tujuan, sifat materi, memperhatikan karakteristik siswa maupun situasi dan kondisi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
b. Berurutan dan berkesinambungan
Penerapan setiap unsur kegiatan membuka dan menutup pelajaran harus direncanakan dengan matang. Dengan perencanaan yang matang maka pelaksanaan membuka dan menutup pelajaran tidak terkesan dibuat-buat tetapi penerapannya akan berjalan logis dan sistematis sehingga akan mampu memperoleh hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.[6]




C. Tujuan Membuka dan Menutup Pelajaran
Tujuan dari membuka dan menutup pelajaran adalah:
-          tugas yang akan dikerjakan
-          Mengetahui batas tugas yang dikerjakan
-          Mempunyai gambaran jelas terhadap tugas
-          Mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman
-          Dapat menghubungkan konsep, fakta, ketrampilan, yang cukup dalam setiap pristiwa.
-          Siswa mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelajaran
-          Tumbuhnya perhatian motivasi siswa untuk menghadapi
a. Membuka pelajaran
Tujuan membuka pelajaran adalah untuk memusatkan perhatian siswa kepada pelajaran yang akan dipelajarinya dan dengan begitu ia akan konsentrasi selama proses pembelajaran berlangsung. Uzer Usman memaparkan tujuan membuka pelajaran adalah sebagai berikut: (1) Menyiapkan mental siswa. Kegiatan membuka pelajaran bertujuan untuk menyatukan jiwa dan raga siswa dalam satu tempat dan waktu agar ia ikut merasa terlibat memasuki persoalan yang akan dibahas dan memicu minat serta pemusatan perhatian siswa pada materi pelajaran yang akan dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran, (2) Menumbuhkan semangat, motivasi, dan perhatian siswa agar siswa menyadari batas-batas tugasnya, (3) Agar siswa memahami hubungan antara materi yang telah dikuasainya dengan materi yang akan dipelajarinya, (4) Agar siswa menyadari tingkat keberhasilan yang telah dicapainya.[7]
Sementara itu Wina Sanjaya menyebutkan tujuan khusus membuka pelajaran adalah sebagai berikut:
Pertama, menarik perhatian siswa, yang bisa dilakukan melalui: meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya, melakukan hal-hal yang dinggap aneh bagi siswa, dan melakukan interaksi yang menyenangkan.
Kedua, menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan: membangun suasana yang akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa atau berkomunikasi secara kekeluargaan, menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak membahas peristiwa atau topik yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat, mengemukakan ide yang bertentangan, misalnya mengemukakan pendapat yang berbeda dengan pendapat masyarakat umum, mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa, mengambil topik yang menarik dan guru meyakinkan siswa bahwa topik tersebut berguna bagi dirinya.
Ketiga, memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan yang dapat dilakukan dengan cara: mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan, menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan, menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajaran berlangsung,[8]membuat kaitan atau hubungan antara pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa dengan materi atau pengalaman pelajaran yang akan diberikan kepada siswa.
Keempat, membuka pelajaran juga dapat digunakan untuk mengetahui entering behavior atau tingkat kesiapan dan penguasaan siswa terhadap materi yang akan diajarkan.[9]
b. Menutup pelajaran
Tujuan menutup pelajaran, antara lain:
1.        Untuk meberikan pemahaman siswa terhadap materi pokok yang telah dilakukan.
2.        Memantapkan pemahaman siswa terhadap materi pokok atau kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
3.        Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil pembelajaran yang telah diperoleh siswa sekaligus berfungsi sebagai umpan balik bagi guru.
4.        Untuk memberikan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan proses dan hasil pembelajaran.[10]

D.  KOMPONEN-KOMPONEN KETRAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN (MEMBUKA PELAJARAN)
Ada beberapa komponen yang harus dilaksanakan oleh seorang guru dalam kegiatan membuka pelajaran, dan merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai guru dalam kegiatan membuka pelajaran, meliputi :                     (1) Keterampilan menarik minat dan perhatian siswa, banyak cara yang dapat digunakan oleh guru untuk menarik perhatian siswa, antara lain gaya mengajar guru, penggunaan alat bantu mengajar, pola interaksi yang bervariasi. (2) Keterampilan menimbulkan dan meningkatkan motivasi siswa, dengan cara disertai suasana yang hangat dan keantusiasan karena salah satu ciri guru yang bisa memotivasi adalah antusiasme, guru peduli dengan apa yang dia ajarkan dan mengkomunikasikannya dengan para siswa bahwa apa yang sedang mereka pelajari itu penting dan guru dapat memberikan bukti nyata, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan, memperhatikan minat siswa. (3) Keterampilan memberi acuan melalui berbagai usaha seperti: mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, meningkatkan masalah pokok yang akan dibahas, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, membuat kaitan atau hubungan di antara materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa.[11]
Selain pendapat di atas secara lebih spesifik dijelaskan Komponen Membuka dan menutup Pelajaran antara lain :
A.    Komponen membuka pelajaran
a.  Menarik perhatian siswa
Perhatian dalam proses pembelajaran adalah kesanggupan untuk memusatkan seluruh aktivitas siswa agar tertuju kepada kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Upaya yang dapat digunakan guru untuk mengkondisikan siswa agar perhatian siswa tertuju kepada materi ajar antara lain:
-   Gaya Mengajar Guru
Perhatian dapat timbul dari apresiasi gaya mengajar guru seperti posisi, atau kegiatan yang berbeda dari biasanya.
-   Penggunaan alat bantu mengajar
Seperti: gambar, model, skema, disamping menarik perhatian memungkinkan  terjadinya kaitan antara hal yang telah diketahui dengan hal yang dipelajari.
-   Pola interaksi yang bervariasi
Pola interaksi harus dikembangkan secara interaktif sehingga menarik perhatian siswa. Pola interaksi harus diupayakan kesemua arah tidak hanya satu arah, seperti guru-siswa, siswa-siswa, siswa-guru.
-   Tempat belajar, Seperti: selain kelas, guru dapat merancang tempat belajar di luar kelas seperti perpustakaan, taman sekolah, dan laboratorium.
b.          Menumbuhkan motivasi siswa
Motivasi adalah suatu kekuatan atau energi yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas. Motivasi sangat penting untuk dimiliki, dipelihara dan ditingkatkan pada setiap siswa.
Alternatif yang dapat digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam pembelajaran antara lain:
-      Kehangatan dan semangat
Guru hendaknya memiliki sikap yang ramah, penuh semangat dan hamgat dalam berinterksi dengan peserta didik. Sikap demikian akan membangkitkan motivasi belajar, rasa senang dan semangat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
-    Membangkitkan rasa ingin tahu
Untuk membangkitkan rasa ingin tahu dalam diri peserta didik, guru dapat melakukan berbagai kegiatan, antara lain bercerita, yang menimbulkan rasa penasaran dan pertanyaan kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan berbagai pertanyaan berkaitan dengan apa yang telah diceritakan atau didemonstrasikan. Kegiatan semacam ini akan efektif untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
-Mengemukakan ide yang bertentangan
Ide yang bertentangan dapat dikemukakan guru sekolah dasar pada semua tingkat kelas. Ide dan pertanyaan yang dikemukakan perlu disesuaikan dengan tingkat kelasa.
-Memperhatikan minat belajar peserta didik
Agar proses pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar, maka apa yang disajikan harus sesuai dengan minat peserta didik. Karena setiap peserta didik memiliki perbedaan individual, sulit bagi guru untuk memperhatikan minat peserta didiknya, karena setiap peserta didik akan memilki minat yang berbeda dengan peserta didik lainya. Namun demikian ada minat-minat umum yang dapat diperhatiakan guru sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya (seperti usia, jenis kelamin, lingkungan, adat, budaya, status sosial ekonomi masyarakat umumnya). Agar guru dapat mengajar dengan memperhatikan minat belajar peserta didik, maka perlu memperhatikan faktor-faktor tersebut.[12]
c.  Memberi acuan
Abimanyu mengemukakan bahwa memberi acuan adalah “usaha mengemukakan spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan peserta didik memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajri dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi pembelajaran”.[13]
Lebih lanjut dikemukakan bahwa untuk memberikan acuan dapat dilakukan dengan cara yaitu:
-    Mengemukan tujuan dan batas-batas tugas.
Untuk memulai pelajaran guru hendaknya mengemukan tujuan pelajaran dan batas-batas tugas yang harus dikerjakan peserta didik agar mereka memperoleh gambaran mengenai ruang lingkup materi yang akan dipelajari dan tugas-tugas yang harus dikerjakan.
-    Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan
Pada awal pembelajaran atau pada saat-saat tertentu selama pembelajaran, peserta didik akan terarah cara belajarnya atau dalam mengerjakan tugas-tugas, jika guru senantiasa memberikan saran-saran mengenai langkah-langkah kegiatan yang perlu dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan contoh terlabih dahulu atau dengan melakukan suatu demonstrasi.
-    Meningkatkan masalah pokok yang akan dibahas
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan masalah pokok yang akan dibahas. Misalnya guru meningkatkan peserta didik untuk menemukan hal-hal yang positif dan sifat–sifat mengenai sesuatu konsep, manusia, benda, gambar-gambar, dan sebagainya.
-    Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan sebelum menjelaskan materi pembelajaran akan mengarahkan peserta didik terhadap pelajaran yang akan dipelajari misalnya, sebelum dijelaskan bahwa hujan berasal dari uap, guru dapat, mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu peserta didik memahami terjadinya penguapan.[14]
d.   Membuat kaitan
Untuk membuat kaitan dalam membuka pelajaran, guru dapat melakukannya dengan menghubungkan antara meteri yang akan disampaikan dengan materi yang telah dikuasai peserta didik. Disamping itu perlu dikaitkan dengan pengalaman, minat dan kebutuhan peserta didik. Cara yang dapat dilakukan guru antara lain:
-   Mengajukan pertanyaan apersepsi.
-   Mengulas sepintas garis besar isi pelajaran yang telah lalu.
-   Mengaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan peserta didik.
-   Menghubungkan bahan pelajaran yang sejenis dan berurutan, senin-kamis, Arafah, Muharram, tengah bulan dapat dihubungkan satu sama lain untuk mengajarkan tentang macam-macam puasa sunnah.[15]
B.    Komponen menutup pelajaran, antara lain:
a. Meninjau kembali (meriviu)
Meninjau kembali pada dasarnya adalah upaya untuk melaksanakan kilas balik terhadap penguasaan siswa dari pokok materi yang telah dipelajari.[16]
b. Menilai (mengevaluasi)
Kegiatan menutup pembelajaran dapat dilakukan dengan jalan memberikan penilaian atau evaluasi atas materi yang telah disampaikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana penguasaan materi yang telah dilakukan.[17]
c. Menyimpulkan
Kesimpulan adalah rumusan pokok-pokok pikiran atau kristalisasi terhadap sesuatu yang dibahas. Dengan mengajukan kesimpulan, maka guru melakukan kegiatan penutupan pembelajaran karena dengan kesimpulan merupakan akhir dari suatu proses penyelesaian masalah sebelum adanya masalah baru.[18]
d. Tindak lanjut
Tindak lanjut merupakan kegiatan yang harus dilakukan peserta didik setelah pembelajaran dilakukan. Kegiatan tindak lanjut perlu diberikan oleh guru agar terjadi pemantapan pada diri peserta didik terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Guru dalam Membuka dan Menutup Pelajaran
a. Kondisi siswa
Siswa merupakan komponen pokok pembelajaran selain guru. Keberadaan siswa akan juga menentukan kemampuan guru di dalam melaksanakan keterampilan mengajar. Siswa yang antusias di dalam kelas akan mempermudah guru dalam melaksanakan keterampilan membuka dan menutup pembelajaran.
b. Latar belakang guru
Guru dengan latar belakang pendidikan akan dengan mudah menerapkan keterampilan mengajar yang ada. Sebaliknya guru yang tidak berpengalaman akan sangat susah melaksanakan keterampilan dalam mengajar.
c.          Tujuan Pembelajaran
Kunci pokok dari sebuah pembelajaran merupakan adanya tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, kemampuan guru di dalam kelas ditentukan juga oleh tujuan pembelajaran yang akan dicapai di dalamnya.
d.  Kondisi kelas, Kondisi kelas meliputi semua hal selain guru dan siswa yang di dalam kelas termasuk ketersediaan bahan ajar, fasilitas, sarana, dan media pembelajaran.[19]






DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran, Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti, 2004.

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching,Ciputat: Quantum Teaching, 2007.

Drs. Udin s.winata putra M.A, DKK. Setrategi belajar mengajar, jakarta,
universitas terbuka, 2001


Dadang Sukirman dan Mamad Kasmad, Pembelajaran Mikro, Bandung: UPI Press, 2006.

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Bandung: PT. Resdakarya. 2007.


Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelaajaran, Bandung: Wacana Prima, 2008.

M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (cet.7), Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2007
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima, 2008.

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (cet.4), Jakarta: Kencana prenada Media Group, 2008.







[1] Drs. Udin s.winata putra M.A, DKK. Setrategi belajar mengajar, ( jakarta, universitas terbuka, 2001) hlm 8,3
[2]Abimanyu, Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran, (Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti, 2004), hlm. 1.11.
[3]Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching,(Ciputat: Quantum Teaching, 2007), hlm, 99.
[4]Ibid., hlm. 1.18.
[5]E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT. Resdakarya. 2007), hlm. 83.
[6]Ibid., 147.
[7]M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (cet.7), (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm, 92.
[8]Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (cet.4), (Jakarta: Kencana prenada Media Group, 2008), hlm, 43
[10]Dadang Sukirman dan Mamad Kasmad, op.cit., hlm. 151.
[11]Ahmad Sabri, Op.cit., hlm, 101
[12]Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008), hlm. 121.
[13]Abimanyu, op.cit., hlm. 1.16.
[14]Ibid., hlm. 1.18-1.19.
[15]Dadang Sukirman dan Mamad, op.cit., hlm. 147.
[16]Ibid., hlm. 151.
[17]Ibid., hlm. 152.
[18]Ibid.
[19]Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelaajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008), hlm. 59-61.

Categories: Share

1 komentar: